Langsung ke konten utama

Sejarah Raja Dalimunthe dan Daeng Malela

SEKILAS HUBUNGAN MARGA DALIMUNTHE DENGAN MARGA LUBIS

  Pembuat Patung lokanatha

Suatu kemungkinan !
Pembuat Patung Lokanatha adalah Namora pande bosi  ( DAENG MALELA )
Setelah menikah dgn Boru Dalimunthe
 tradisi menurut dari adat istiadat Angkola memberikan Hauma atau tanah bagian waris / wakaf  untuk hak anak boru  terlebih dahulu  karena rasa sayang orang tua terhadap anak boru agar anak borunya tersebut Nyaman dan tidak menuntut hak waris dikemudian hari kepada saudara laki laki dari atas peninggalan orang tua.
 Dari pembagian tersebut , berdirilah suatu kerajaan , untuk mengenang peristiwa perjalanan tersebut mungkin membuat patung Lokanatha dan tergoret Nama surya mengingatkan nama dari matahari
Karena permaisurinya boru dalimunthe  adalah bergelar Putri Laen Bulan
 Mungkin menurut keyakinan masing masing dimana pihak perempuan disebut pihak Bulan  dan pihak laki laki pihak matahari.

Ada seorang juru pandai  pembuat Lokanatha, sedangkan ada juga Pandai Bosi yang 

Dari beberapa sumber dapat diambil kesimpulan  bahwa sebelum Namora Pande Bosi yang bermukim di Hutalobu Hatongga Sigalangan dan  Namora Pande Bosi pernah juga tinggal Hutalobu .
 Namora Pande Bosi tersebut bermukim di Padang Bolak Ruar Tonga
Menoleh latar belakang  dapat diperkirakan mengenai kapan Namora Pande Bosi itu , telah Exsis Di MAndailing Angkola sekitar Sumtera timur tempo dulu

Diyakini  Yakni:

1) Cerita Rakyat sekitar tempat kejadian dari klan Dalimunthe dan klan Lubis diakui kejadian tersebut pernah terjadi dan di aamini oleh Tokoh tokoh adat dan tokoh tokoh masyarakat hingga kini dimana dalam hikayat tersebut :
Putri Dari kerajaan Dalimunthe bernama Putri Lenggana  diperistri oleh seorang pemuda dari bugis bernama Daeng Malela
Pada acara pernikahan adat tersebut :
Putri lenggana  boru dalimunthe diberi gelar Permaisuri  Laen Bulan  dan Daeng Malela diberi gelar Namora Pande bosi

2) Telah Terberita hikayat Lakitang dan baitang
Zaman Surya tahun 946 Saka atau sekitar tahun 1024 M, karena Surya adalah seorang juru pandai besi

Mengenai zaman Surya, kemungkinanya dapat dilihat tulisan Prasasti  dari patung Lokanatha di mana disebut ada seorang pandai besi bernama Surya ( identik dgn Matahari ) Yg tidak lain suatu kemungkinan orang yg sama bernama Daeng Malela ( Namora pande bosi ) sehingga apa yang diketahui adalah gelar yang diambil dari keistimewaannya, yaitu Namora Pande Besi nama yg diberikan oleh Mertuanya atau pihak  dari Kerajaan Dalimunthe
Bahwa jarak zaman itu cukup jauh dengan apa yang sebegitu jauh diketahui oleh penduduk nama keturunan terdekat sesudah Namora Pande Bosi, si Langkitang dan si Baitang (putra kembar Namora Pande Bosi) bukan sesuatu yang mustahil.
Mempunyai anak kembar lainnya

3) Zaman eskpansi Majapahit tahun Caka 1287 (1365 M) karena Gajah Mada mengetahui suatu kerajaan Mandailing  yang tentunya dipimpin oleh seorang terkemuka, diperkirakan Namora Pande Bosi
 Mengenai masa perlawanan zaman Majapahit, kemungkinannya dapat dilihat dari masa kerajaan Majapahit tersebut ke sumatera mungkin ke Mandailing, yaitu sekitar tahun 1365.
Bukan mustahil bahwa wilayah mandailing Angkola dan sekitarnya  di bawah kekuasaan Raja raja keturunan  Namora Pande Bosi dan Kerajaan Dalimunthe

 kerajaan Majapahit terdengar kepada Mangkubumi Gajah Mada, yang membuat ia merencanakan nama Mandailing turun dalam sumpah Palapanya.

4) Zaman  sekitar abad ke 16 M. Menurut tambo (stamboom) yang dibuat atau disimpan oleh Soetan Koemala Boelan.
Mengenai marga lubis  , bila diambil dari nama tokoh-tokoh yang diketahui menjadi keturunan dinasti Pande Bosi dari ABAD 16  mendapatkan 12 generasi  sampai Soetan Koemala Boelan







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Raja Patuan Bolatan Dalimunthe keturunan Sutan Satia Iskandarsyah Dalimunthe

Penerus Pendiri kota Rantau Parapat Semoga Jasa jasa Mu selalu Dikenang diingat NKRI khususnya Masyarakat Sumatera Utara Dimana Mereka ???? Menelisik Makam Patuan Bolatan Dalimunthe Raja Rantau prapat   Sejarah Patuan Bolatan Dalimunthe Ada sebuah kuburan tua di Pekan Lama, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu. Kuburan ini disebut-sebut sebagai salah satu kuburan Raja Rantauprapat. Lokasinya berada di dataran tinggi dan tak jauh dari pemukiman dan Komplek Perumahan Puri. Ketika berziarah ke lokasi pekuburan tua itu, saya beruntung dapat menyaksikan langsung fisik makam itu. Kuburan ini memiliki tujuh anak tangga sebagai simbol makam para raja. Semak menutupi sekeliling makam. Dinding-dinding makam berselimut lumut. Dedaunan yang jatuh dari pepohonan menutupi permukaannya. Persisnya kuburan ini berada di tengah-tengah perkebunan karet milik warga. Sedikit mengalami perawatan dengan adanya pembangunan lantai dan jalan semen, serta rajinnya warga?paragat (para pembuat nira...

Makam PARA LELUHUR KELUARGA BESAR DALIMUNTHE DI MANDAILING

MAKAM BERTUAH www.sukuangkola.blogspot.com Kuburan bertuah "Tagor" di Mandailing. Mandailing zaman naitom narobi (zaman old) sebelum datangnya agama samawy, adalah menganut kepercayaan "sipele begu". Didiskripsikan para leluhur Mandailing melakukan penyembahan animisme dan upacara-upacara ritual seperti pemangilan roh, pasusur begu, marsibaso dengan menyalakan kemenyan. Bahkan alunan Musik tradisionil Mandailing bernama Gordang Sambilan yang mendayu dan mistis diyakini pada zaman dulu merupakan ritual pemanggilan roh leluhur. Sipelebegu mempunyai cara untuk meminta pertolongan roh leluhur untuk menyelamatkan rakyat dari marabahaya, bala, musim kemarau yang panjang dan gangguan hama yang menyerang padi. Dan tentu saja, seorang datu (sikerei, pawang,) tidak akan dipercaya jika perbuatannya tidak ada bukti. Misalnya masyarakat sangat sering mengalami, bahwa setelah selesai upacara pemanggilan hujan, maka hujan deras turun di hari yang sama di musim kemarau panja...